Kamis, 02 Maret 2017

Kitab-kitab Injil Sinoptik



       
Kitab-kitab Injil Sinoptik
Dalam kitab-kitab Injil Sinoptik kata kosmos digunakan dalam pengertian ‘planet bumi’ [bumi secara materi] (misalnya, pada waktu dikemukakan mengenai siksaan yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang belum pernah terjadi sejak awal dunia – Mat 24:21), atau dalam pengertian dunia manusia. Seluruh duniai ni merupakan tantangan sasaran pemberitaan Injil (Mat 28:19; bnd. Mrk 16:15). Lagi pula dikatakan bahwa murid-murid harus menjadi terang dunia (Mat 5:14). Karena itu, kata “dunia” berarti suatu kesatuan yang bersifat universal dan dengan demikian merupakan suatu tantangan yang bersifata universal pula.
Injil Matius
Penulis                   : Matius
Waktu Penulisan   : Antara tahun 50 dan 70 Masehi
Rentang Waktu     : Sekitar 37 tahun (4 SM – tahun 33 M)
Tempat Penulisan  : Kemungkinan di Antiokhia - Siria
Latar Belakang
      Perjanjian Lama berakhir dengan nabi-nabi,   Allah menubuatkan kedatangan Dia yang diurapi. Yang akan masuk kedalam sejarah untuk membawa kebebasan dan pelepasan bagi umatNya. Sekitar 400 tahun kemudian, Perjanjian Baru dimulai dengan kitab Matius yang mengungkapkan pengenapan nubuat-nubuat ini dalam Yesus Kristus, sang Mesias yang telah lama ditunggu. Matius, seorang pemungut pajak Yahudi yang bekerja untuk pemerintahan Romawi, dipanggil oleh Yesus untuk menjadi salah satu dari keduabelas rasul. Dengan demikian, injil ini berkisah dari apa yang telah dilihat langsung oleh Matius.
Isi dan Struktur
Pengarang Matius menggunakan Markus, Q dan sebagai bahan khusus sebagai sumber-sumbernya. Akibatnya, karyanya lebih luas daripada karya Markus. Tujuan pengarang sama sekali bukanlah sekedar memperluas bahan itu, karena ia membuat perubaha-perubahan yang menonjol terhadap bahan tradisionalnya. Kerangka Matius menempatkan sebuah pendahuluan bagi kisah Yesus yang memuat suatu silsilah, kisah kelahiran, cerita-cerita tentang orang-orang Majus dri Timur, Pelarian ke Mesir, Pembunuhan Anak-anak yaang tak bersalah dan kepulangan ke Nazaret. Mulai pasal 3 dan seterusnya Matius pada dasarnya mengikuti kerangka Markus, kecuali pada sejumlah peristiwa.
Injil Matius menjadi penghubung yang sangat penting antara Perjanjian Lama pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis, dan percobaan atas Yesus oleh Iblis di padang gurun. Yesus berbicara lebih banyak di dalam Matius daripada kitab Injil lain. Khotbah pengajaranNya di bukit di pasal 5-7, pengutusan ke-12 rasul pasal 10, perumpamaan tentang Kerajaan Sorga pasal 13, persekutuan dalam Kerajaan Sorga psal 18 dan khotbah tentang akhir zaman yang akan datang pasal 24-25. Penglihatan, pengadilan, penyaliban, penguburan, dan kebangkitanNya, semua hal tersebut terjadi pada minggu-minggu terakhir dalam kehidupan Yesus. Matius mengakhiri dengan panggilan Agung bagi semua orang percaya.
Injil Markus
Penulis                   : Markus
Waktu Penulisan   : Antara tahun 55 - 65 Masehi
Tempat Penulisan  : Roma
Latar Belakang
Diantara keempat injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang “permulaan Injil tentang Yesus”. Sekalipun nama penulis tidak disebutkan namun dengan suara bulat gereja mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis Injil ini.
Markus menekankan bagaimana kepedulian Yesus kepada semua orang. Walaupun Markus menulis tentang kepedulian Yesus tapi mMarkus tidak menulis tentang kemiskinan tapi tujuannya untuk jemaat ekonomi yang rendah. Menurut tradisi jemaat pada situasi Markus berada pada kondisi yang sederhana, letak dari jemaat itu di pingiran Kota Roma anggota jemaatnya berpendidikan rendah bahkan ada yang tak berpendidikan sama sekali. Berlatar belakang Yunani atau non Yahudi salah satu contoh Markus menjelaskan kebiasaan dari adat Yahudi, tetapi jemaat tidak memahami dan ini membuktikan bahwa  jemaat dimasa Markus tidak familiar dengan adat Yahudi. Dalam Injil Markus juga dikatakan jemaatnya berada dalam penganiayaan yang diimplementasikan pada penderitaan Yesus yang juga menjadi penderitaan pengikut-pengikut Yesus, juga diperhadapkan dengan situasi yang tidak aman karena adanya perang Yahudi sedngkan Markus non Yahudi. Khususnya dalam Markus 7:3 salah satu contoh bagaimana Markus mengeneralisir dari tulisan-tulisan purba tentang kebiasaan-kebiasaan Yahudi. Injil Markus memberi kesan bahwa kemuliaan sebagai pengikut Tuhan diperoleh lewat penderitaan sedangkan keselamatan diperoleh melalui salib Kristus sehingga ada ungkapan untuk beroleh hidup seorang harus mati dahulu, menjadi yang terakhir harus menjadi yang terkecil, artinya bila ingin mengikut Yesus harus meninggalkan semua.
Isi dan Struktur
Kisah sengsara Yesus yang ada di hadapan Markus dan yang diperluasnya, barangkali pada mulanya dimulai di pasal 14:1. Sejarah yang muncul dalam cara ini mengisahkan jalan Yesus ke Salib, mulai dari pasal 14. Dapam Markus terdapat tiga kumpulan, yaitu ‘kisah pengantar’ (1:1-13), pelayanan Yesus sampai perjalananNya di Yerusalem (1:14-10:52) dan peristiwa-peristiwadi dalam dan di sekitar Yerusalem (11:1-16:8).
Dalam Injil ini terdapat dua alur yang saling terjalin: yang satu dapat ditelusuri ke belakang dari kisah sengsara dan merupakan perluasan dari kerygma, dan lainnya merupakan sejarah yang dapat di telusuri ke depan mulai dari Yohanes Pembaptis. Yang pokok dalam kitab Markus adalah pertanyaan: siapakan Yesus? Dalam Injil Markus, sesudah bagian pendahuluan, dapat dibagi dalam dua bagian besar yang hampir sama panjangnya. Bagian pertama sampai 8:26 dan bagian kedua mulai dengan 8:27 sampai selesai. Sampai 8:26 Yesus mengerjakan banyaj mujizat khusus di daerah Galilea dan di daerah sekitarnya. Dalam ajaranNya Yesus tidak menyebutkan kesengsaraanNya dan kebangkitanNya. Akan tetapi sesudah 8:26 kita memasuki bagian baru. Bagian ini mulai denga npengakuan Petrus. Petrus orang yang pertama dalamInjil yang mengaku Yesus sebagai Mesias (Mesias istilah Ibrani yang searti dengan Kristus). Sesudah 1:1 inilah permulaan Injil tentang Kristus.
Injil Lukas
Penulis                   : Lukas                                                                                                       Waktu Penulisan : Sekitar tahun 90 M
Tempat Penulisan  : Roma
Latar Belakang
a.   Penulis
      Dalam bukunya, John Drane menuliskan bahwa menurut Paulus, Lukas adalah seorang dokter, dan memang sering dikemukakan bahwa penulis Injil Lukas menunjuk-kan pengetahuan khusus tentang bahasa kedokteran, serta perhatian di dalam melakukan diagnosa penyakit. Selanjutnya, Drane mengemukakan bahwa Lukas disebut tiga kali dalam Perjanjian Baru. Pada setiap kesempatan dikatakan ia bersama Paulus (Kol. 4:14; Flm. 24; 2 Tim 4:11), dan dalam Surat Kolose Paulus berkata Lukas bukan orang Yahudi. Jika ia memang penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, maka mungkin sekali ia satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi. Gaya bahasa Yunani tulisan-tulisan tersebut memang memberi kesan penulis mungkin seorang penutur asli bahasa Yunani.
      Bolland berpendapat bahwa mengenai pengarang Kitab Injil yang ketiga tidak dapat dibuktikan dengan pasti.Tradisi yang menyebutkan Lukas sebagai pengarangnya berkali-kali dikecam. Tetapi dipihak lain ada banyak ahli yang berpendapat bahwa Kitab Injil yang ketiga itu memang ada sangkut pautnya dengan Lukas, yaitu Dokter Lukas yang namanya bisa ditemui dalam beberapa surat Paulus. Dalam Kolose 4:14 tertulis, “Salam kepadamu dari Tabib Lukas, yang kekasih.”. Juga dalam ayat 24 dari surat Paulus kepada Filemon disebutkan namanya. Dari 2 Timotius 4:11 ternyata ia pada waktu itu menumpang bersama-sama Paulus di Roma. Selanjutnya boleh dianggap telah terbukti bahwa Kitab Injil yang ketiga dan Kitab Kisah Para Rasul ditulis oleh pengarang yang sama. Jadi apabila ada tertulis kami dalam kitab itu, maka dapat dianggap bahwa pada kesempatan itu Lukas sendiri hadir(mis. Kis 16:10-17, 20:5-21:18, 27:1-28:16).
      Menurut Merrill C. Tenney, penulis Lukas(juga Kisah Para Rasul) boleh jadi adalah seorang asing berbahasa Yunani dari Antiokhia yang telah mendapat pendidikan tinggi dan memiliki kecerdasan yang cukup tinggi pula. Ia menjadi teman dan rekan sekerja Paulus dan menyertainya dalam perjalanannya yang kedua setelah keduanya bertemu di Troas(Kis. 16:10). Ia tinggal di Filipi sebagai gembala sidang sedang Paulus melanjutkan pelayanan kelilingnya di Akhaya, dan di Asia Kecil (Kis. 19:1-41) setelah mengunjungi Antiokhia (Kis. 18:22). Ketika Paulus kembali ke Filipi pada perjalanannya yang ketiga, penulis menyertainya lagi (20:6).Ia pergi bersamanya ke daratan Asia, dan dari sana menemaninya ke Yerusalem. Orang ini, yang catatan hariannya menjadi sumber pengetahuan terbaik tentang pelbagai perjalanan Paulus, pastilah seorang rekan sejawat yang dekat dengan rasul yang hebat ini.Di antara rekan seperjalanan Paulus yang diketahui dalam periode tersebut, tidak ada yang paling mendekati ciri-ciri tersebut kecuali Lukas. Maungkin yang dimaksudkan dengan “saudara” dalam II Korintus 8:22 adalah Lukas. Mungkin ia adalah saudara sedarah dari Titus, yang juga sudah sejak semula bersama-sama dengan Paulus di Antiokhia (Gal. 2:3). Dalam Korintus dinyatakan bahwa “saudara ” ini mempunyai reputasi yang baik di Akhaya dan bahwa ia terkenal karena keikutsertaannya di dalam perwataan Injil. Bila yang dimaksudkan di sana ialah Lukas, berarti ia bertindak sebagai wakil Paulus di seluruh Makedonia dan Akhaya yang berpusat di Filipi.
      Adina Chapman mengemukakan bahwa penulis Injil Lukas ialah dokter Lukas yang pernah menjadi sahabat karib Rasul Paulus. Tradisi mengatakan bahwa ia berasal dari Antiokhia, di Syria. Dalam Kolose 4 Lukas digolongkan ke dalam orang Yunani yang percaya.Ia seorang terpelajar dan karangan-karangannya seirama dengan pendidikannya.
Menurut Dr. C. Groenen OFM penulis Inil Lukas agaknya benar bernama Lukas, tidak berkebangsaan Yahudi dan mendapat pendidikan Yunani cukup tinggi.Ia seorang Kristen, generasi kedua, yang mahir dalam Perjanjian Lama dan mempunyai minat besar terhadap tradisi Kristen dari masa lampau. Penulis mahir dalam bahasa Yunani halus(bahasa sastrawan) juga meniru selera seni sastra di zamannya.
Willi Marxsen berpendapat bahwa harus mulai dengan mengingat bahwa karya ini anonim. Pendapat Marxsen inilah yang kelompok ambil sebagai kesimpulan mengenai penulis Injil ketiga ini.Penulis tidak menyatakan indentitas diri dalam karyanya.Kelompok menyetujui bahwa penulis Injil Lukas adalah juga penulis Kisah Para Rasul. Karena, kedua kitab ini ditujukan secara langsung kepada orang yang sama(Teofilus) dan pada Kis. 1:1 menyatakan bahwa Injil Lukas merupakan jilid I dan Kisah Para Rasul merupakan jilid II karyanya.
b.   Sumber Penulisan
Marxsen mengemukakan bahwa pengarang Lukas menggunakan Markus, Q dan agak banyak bahan khusus sebagai sumbernya. Menurut Groenen, jelaslah penulis mengambil bahnnya dari tradisi yang tersedia baginya. P aling tidak sebagian besar tradisi itu sudah tertulis. Nyatanya banyak bahan yang terdapat dalam Lukas tercantum pulah entah dalam Markus(dan Matius), entah dalam Matius (saja). Jelaslah Lukas memakai tradisi yang dibukukan juga dalam Matius dan Markus. Disamping itu Lukas masih memanfaatkan tradisi-tradisi lain, entah lisan entah tertulis. Sebab + 1/3 bahan Lukas tidak termaktub dalam Markus atau Matius. Sejauh dapat dilihat (kalau Lukas dibandingkan dengan Matius dan Markus) penulis Lukas di satu pihak terikat pada apa yang tersedia, di lain pihak merasa diri cukup bebas untuk mengolah, menggarap, menyusun kembali bahannya, sehingga cocok dengan selera, pandangan dan maksud tujuannya sendiri.
Drewes berpendapat bahwa Lukas = bahan Markus + Q + “L” (bahan penginjil sendiri). Lukas terdiri darin1150 ayat, memakai bahan sebagai berikut :
-     kurang dari sepertiga (28%) berasal dari Markus,
-     kurang dari seperempat (21%) berasal dari Q,
-     dan separo (51%) berasal dari “L”
Mengenai sumber penulisan Injil Lukas kelompok kami lebih memilih kepada pendapat Drewes, karena penjelasannya lebih sistematis.
c.   Waktu Penulisan
Drane menyimpulkan bahwa Injil Lukas selesai ditulis setelah kejadian jatuhnya Yerusalem ke tangan orang Roma pada tahun 70 M karena penulis menunjukkan pengetahuan tentang kejadian itu (Luk. 21:5-24). Groenen berpendapat bahwa Lukas digubah menjelang akhir abad pertama. Katakan saja sekitar tahun 80 M. Merrill mengemukakan bahwa  tahun 60 M dapat dijadikan sebagai patokan, karena pada saat itu Lukas menjadi orang selama sekurang-kurangnya sepuluh tahun atau lebih, dan sudah menjelajahi Palestina, di mana ia pasti sudah bertemu dengan mereka yang pernah menyaksikan Yesus dengan mata kepala sendiri.
Menurut Bolland, penulis Injil Lukas menetap di Roma dan menyelesaikan karyanya di sana dalam tahun-tahun sesudah matinya Paulus, yaitu sekitar tahun 70 atau antara tahun 70 dan tahun 80. Henry H. Halley mengatakan bahwa umumnya diduga bahwa penulis Lukas menyusun buah karyanya ini kira-kira tahun 60, tatkala Pulus tertahan di penjara Kaisaria. Marxsen berpendapat bahwa mungkin waktu penulisannya dalam generasi Kristen ketiga, sekitar tahun 90 M.
Mengenai waktu penulisan kelompok menyetujui pendapat Groenen bahwa Lukas ditulis menjelang akhir abad pertama.Mengapa?Karena kembali harus diingat bahwa Lukas menggunakan sumber Markus.Markus ditulis sekitar tahun 68 M. Oleh karena itu, sulit diterima bahwa Lukas ditulis sekitar tahun 60.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penulis Lukas menulis karyanya ini setelah Markus selesai ditulis dan diedarkan.Mengenai tahun penulisan kelompok lebih menyetujui pendapat Marxsen yaitu sekitar tahun 90 M.
d.   Tempat Penulisan
Menurut Merrill, tidak ada petunjuk di dalam Injil ini tentang tempat penulisan-nya. Mungkin ia ditulis di luar Palestina, meskipun ada kemungkinan ia disusun di Kaisarea. Tidak ada tradisi yang pasti memngenai tempat asal penulisannya. Yang jelas, ia pasti ditulis di suatu tempat di wilayah Hellenis oleh seseorang yang bekerja di antara umat asing – bukan Yahudi. Drewes memastikan tempat penulisan Injil ini di luar Palestina dalam suatu daerah disekitar Laut Tengah. Menurut Drane, Lukas mungkin mengumpulkan sebagian bahan bagi Injilnya dari jemaat di Kaisarea – walaupun naskah terakhirnya mungkin ditulis di Roma.
Groenen mengatakan sukar untuk memastikan daerah tempat tinggal penulis Lukas. Sejak akhir abad kedua Masehi  ada tradisi yang berkata bahwa Lukas disusun di "Akhaia”, bearti negeri Yunani bagian selatan. Nilai tradisi itu tidak dapat dibuktikan. Pengangan lain juga tidak ada. Maka hanya dapat dikatakan: Lukas ditulis di kawasan sekitar Laut Tengah di luar Palestina. Marxsen berpendapat karena si pengarang menulis untuk para pembaca Yunani, barangkali paling baik ia tidak menulisnya di Palestina atau Siria.
Kelompok menyetujui bahwa tempat penulisan Injil ketiga ini kemungkinan besar di luar Palestina.Pendapat ini telah dikemukakan oleh beberapa ahli yang telah disebutkan diatas.
e.   Situasi penulisan
Menjelang akhir abad pertama umat Kristen merupakan suatu minoritas yang tidak selalu disenangi oleh masyarakat di sekitarnya.Tersebar luas suatu rasa curiga yang melahirkan macam-macam desas-desus yang mengambinghitamkan orang-orang Kristen.  Umat Kristen sebenarnya merasa tertekan dan kurang aman Menurut banyak ahli, Kitab Lukas berusaha memperlihatkan bahw agama Kiristen sama sekali tidak membahayakan negara atau masyarakat. Pembelaan diri macam itu mengandaikan bahwa ada rasa curiga dalam masyarakat dan pada pejabat-pejabat negara..
Jika dilihat dari tahun penulisannya (90 M), maka pada saat itu yang berkuasa sebagai kaisar Roma ialah Dominitianus (81-96). Tulisan Eusebius dari Kaisarea menceritakan bahwa penganiayaan Kristen dan Yahudi pertama skala besar dimulai pada masa pemerintahan Domitianus.
      f.    Alamat Penulisan
      Kitab ini diserahkan kepada seseorang yang bernama Teofilus. Nama ini bukan nama Yahudi, melainka Yunani. Mungkin sekali ia memegang suatu jabatan yang tinggi dalam pemerintahan(dari kalngan atas), sebab perkataan “yang mulia” dapat mempunyai arti demikian. Perlu diketahui bahwa pada zaman Lukas, penyerahan suatu buku kepada seseorang dilakukan umpamanya dengan harapan bahwa orang yang diserahi buku itu akan memperbanyak karangan yang bersangkutan, sebab usaha ini memang membutuhkan modal untuk membiayai bahan dan tenaga. Jadi, jangan menganggap Injil Lukas sebagai semacam surat pribadi saja. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Merrill. Merrill menambahkan mungkin ia(Teofilus) adalah seorang murid Lukas, atau seorang pendukung yang bertugas menyebarluaskan karya Lukas.
Menurut Groenen, sidang pembaca Lukas adalah suatu jemaat yang berbahasa Yunani dan mereka bukan keturunan Yahudi. Kata-kata dari bahasa Yahudi (Ibrani, Aram) tidak terdapat dalam Lukas (kecuali : Amen). Sidang pembaca Lukas jelas sudah lepas sama sekali dari masyarakat Yahudi. Mereka secara menyeluruh orang yang berkebangsaaan dari berkebudayaan Yunani. Hanya mereka masih ingat akan asal usul agamanya pada bangsa Yahudi, umat Allah dahulu.
      Menurut Chapman, Injil Lukas dialamatkan kepada orang Yunani dan orang Roma Kristen untuk meyakinkan mereka “supaya engkau dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajrkan kepadamu sungguh benar” (Luk. 1:4). Lukas mengistimewakan Teofilus, karena ia orang Kristen terkemuka di kalangan orang Yunani (1:1). Pada intinya, Injil Lukas ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen bukan-Yahudi. Pendapat-pendapat ahli diatas menurut kelompok mengandung satu penjelasan sebagai inti yakni Injil Lukas ditujukan kepada komunitas dengan latar belakang non-Yahudi.
g.   Tujuan Penulisan
      Kalimat pertama dari kata pembuka Injil Lukas menyatakan bahwa Injil ini ditulis untuk memberikan kepastian batin pada pembacanya mengenai segala sesuatu yang telah diberitakan secara lisan.Kata kerja “diberitakan” biasanya digunakan di dalam Perjanjian Baru untuk keterangan yang tidak dinyatakan secara tidak resmi, melainkan secara resmi.Rupanya Lukas bermaksud memberikan suatu pengajaran yang benar kepada Teofilus untuk meluruskan ajaran yang selama ini sudah diterimanya.
      Menurut Groenen, maksud tujuan penulisan Lukas ialah : supaya (Teofilus) sidang pembaca dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan sungguh “teguh”(Luk. 1:4). Artinya : maksud penulis ialah memperteguh iman kepercayaan sidang pembaca. Itu dikerjakannya dengan memperlihatkan asal usul dan hal ihwal kepercayaan itu di masa yang lampau.Penulis mengumpulkan, menggarap dan menyusun bahannya, perwataan umat dahulu, sedemikian umat dahulu, sedemikian rupa, sehingga arti dan makna bagi kepercayaan sidang pembaca menjadi jelas.
      Chapman berpendapat bahwa Karena pendidikannya, dokter Lukas menulis dengan cara yang khusus menarik perhatian orang Yunani Kristen. Dokter Lukas membuka Injilnya dengan urutan silsilah dari masa Adam, bukan dari masa Abraham yaitu orang Yahudi dari bangsa pilihan Allah yang pertama.Ini berarti bahwa keselamatan Tuhan Yesus diperuntukkan juga bagi orang-orang bukan-Yahudi.
      Drs. M. E. Duyverman mengemukakan ada beberapa hal yang diistimewakan Lukas ialah perhatian kepada orang yang menderita, yang miskin, yang “hilang”, yang berdosa, yang hina, juga ada kepada kaum perempuan. Pada intinya, penulis Injil Lukas dalam karyanya ini mau memberi perhatian kepada kaum-kaum yang termarginalkan atau yang terpinggirkan.




















Persamaan dari Ketiga Injil Sinopsis
Matius
Markus
Lukas
Matius 17:4
Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, Betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau,
biarlah ku dirikan disini
 tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia.” 
Matius 7:3-5
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu:

Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal,
ada balok di dalam matamu?

Matius 23:37
Yerusalem, Yerusalem,
engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Matius 5:11,12
Berbahagialah kamu jika…..


Orang mencela kamu dan menganiaya dan mengatakan segala hal yang
 jahat dengan dusta melawan kamu
 karena Aku. Bersukacitalah

Dan bergembiralah karena upahmu besar di sorga sebab demikianlah orang telah menganiaya para nabi yang sebelum kamu.
 Matius 9:5
Sebab
manakah lebih mudah, mengatakan:

dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: bangunlah,

dan berjalanlah?

Markus 9:5
Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.

Baiklah kami dirikan
 tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia.”









































Markus 2:9

Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini:
Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: bangunlah, angkatlah tilammu
dan berjalan?






Likas 9:33
Petrus berkata kepada Yesus: “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.

Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, satu untuk Elia.”
Lukas 6:41-42
Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara,
 biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada didalam matamu, padahal
 balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat?
Lukas 13:34
Yerusalem-Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Lukas 6:22,23
Berbahagialah kamu, jika orang membenci kamu
dan jika mereka mengucilkan kamu dan mencela
dan menolak namamu sebagai sesuatu yang
 jahat

karena Anak Manusia. Bersukacitalah pada hari itu dan lonjaklah sebab lihatlah upahmu yang di sorga sebab menurut hal yang sama nenek-moyang mereka berbuat kepada para nabi.
Lukas 5:23

Manakah lebih mudah, mengatakan:

dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: bangunlah,

dan berjalanlah?






Perbedaan dari Ketiga Injil Sinopsis
Matius
Markus
Lukas
Matius 7:13 dyb.
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinnya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.

Matius 26:1, 2
Setelah Yesus selasai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murd-Nya:
kamu tahu bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.
              Matius 9:1-8
1.    Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyebrang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.







2.    Maka dibawa oranglah kepadaNya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu : “Percayalah, hai anakKu dosamu sudah di ampuni.”

3.    Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “ia menghujat Allah.”








4.    Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata : “mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di daam hatimu?





5.    Manakah lebih muda, mengatakan : dosamu sudah diampuni, atau mengatakan : bangunlah dan berjalanlah?




6.    Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” lalu berkatalah Ia kepaada orang lumpuh itu : “bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan puulanglah ke rumahmu!”.

Dan orang itu pun bangun lalu pulang.





Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.
































Matius
Terdiri dari :
28 Pasal
1069 Ayat












Markus 14:1




Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi.

Markus 2:1-12
1. Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.







2. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,



3. ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.








4. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.

5. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"




6. Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:






7. "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 

8. Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?




9. Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?

10.      Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: 


11.    "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" 

Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Markus
Terdiri dari :
16 Pasal
678 Ayat
Lukas 13:23 dyb
Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya; Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan? Jawab Yesus kepada orang-orang disitu: berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab aku berkata kepadamu: banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.  









Lukas 5:17-26
17.Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.

18.Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.



19.Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. 

20.Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni."






21.Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"

22.Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?





23.Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah?



24.Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"

25.Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.

      
Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."
















Lukas
Terdiri dari :
24 Pasal
1151 Ayat

KESIMPULAN

A.  Kesimpulan
Dari uraian yang panjang di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga Kitab Injil ini tidak hanya memiliki persamaan melainkan juga terdapat perbedaan dan dari kedua Injil Sinopsis yang ada yaitu Matius dan Lukas berpatokan kepada Markus sebagai sumber pemberitaan Kitabnya karena Injil Markus merupakan Kitab Injil yang pertama dibuat. Tapi ketiga Injil ini mempunyai suatu tujuan yang sama yaitu memberitakan kabar sukacita tentang Kristus, memulihkan keadaan jemaat pada waktu itu dan membawa merekeka kepada terang Kristus yang menyelamatkan.























DAFTAR PUSTAKA

Drews. B.F. Satu Injil Tiga Pekabar, BPK Gunung Mulia, 2012

Guhrie Donald. Teologi Perjanjian Baru. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2010

M. E. Duyverment. Drs. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian baru. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1996.

Marxsen Willi. Pengantar Perjanjian Baru. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2012.

Adina Chapman. Pengantar Perjanjian Baru

Henry H. Halley. Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru

Catatan Tambahan Mata Kuliah Pengantar Hermeneutik PB, 2013

WWW.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar