PANDANGAN
LUTHER DAN CALVIN TENTANG GEREJA
1.
Pandangan
Luther
Menurut
Luther, gereja pada zamannya telah kehilangan inti yaitu Injil. Injil itu
adalah anugerah Allah yang diperoleh melalui iman. Iman menjadi pasal yang
menentukan, yang dengannya hanya ada 2 kemungkinan : gereja itu teguh atau
jatuh. Ada tidaknya iman di dalamnya akan menentukan keteguhan atau kejatuhan
gereja karena iman seperti itu sudah tak ada dalam GKR, maka ia tidak layak
disebut gereja.
1. Gereja
yang benar adalah gereja yang mendasarkan diri pada Alkitab. Dimana Alkitab
atau injil tidak diberitakan dengan benar, malahan hanya pikiran-pikiran
manusia yang diajarkan, maka disitu tidak ada gereja yang benar.
2. Tidak
perlu episkopos menjaga gereja kalau di dalamnya ada injil yang benar.
3. Gereja
bersifat bukan historis tapi fungsional dan teologis.
Luther
menginstruksikan gereja dan berarti ia akan (lebih) mendekat kepada GKR sambil
membantah kaum radikal. Menurutnya, gereja kaum radikal, sekalipun mempunyai
jabatan-jabatan, tetapi itu palsu, sementara GRK lebih “menyerupai” gereja yang
sebenarnya (hanya ‘menyerupai’, tidak persis).
Luther
melihat dua sisi teologis yakni ekklesialogis dan sosiologis. Ia menolak
pandangan radikal (sebagai kaum Donatis yang menuntut kesempurnaan moral para
anggota gereja, tanpa kompromi !) dan mengambil pandangan Augustinus tentang
gereja sebagai suatu lembaga “campuran”. Luther menyadari kenyataan bahwa di
dalam gereja ada orang baik tapi juga orang jahat.
Dengan
demikian, reformasi magisterial mengarah pada pemapanan gereja, sedang
reformasi radikal mengarah pada pembentukan sekte-sekte (kelompok-kelompok).
Hasil dari refleksi mereka masing-masing mengenai hakikat gereja melahirkan
perbedaan yang tajam.
2.
Pandangan
Calvin
Bagi
Calvin, gereja yang benar adalah gereja yang memberitakan Firman Allah dan
melayankan sakramen secara benar dan ini dipenuhi dalam gereja Protestan. Hal
ini juga mempunyai dua implikasi :
-
Gereja Protestan tidak dapat disalahkan
ketika menunggalkan GKR yang secara nyata tidak memenuhi criteria di atas.
-
Tidak ada alasan bagi orang-orang lain
(seperti : kaum radikal dan sekte-sekte) untuk memisahkan diri dari Gereja
Protestan.
Calvin
setuju dan karenanya menerima sumbangan pikiran yang besar dari Bucer. Misalnya
mengenai
-
Ada 4 pejabat gereja yakni : Pendeta,
Penatua, Diaken/Syamas, dan Pengajar.
-
Perlunya aturan gereja sekaligus pemelihara
aturan.
-
Ajaran tentang gereja yang kelihatan dan
gereja yang tidak kelihatan. Maksudnya :
1. Gereja
yang kelihatan menunjuk kepada anggota,
orang-orang percaya, warga gereja, yang di dalamnya terdiri atas orang baik dan
orang jahat, objek dari pengalaman masa kini,
2. Gereja
yang tidak kelihatan menunjuk pada persekutuan orang-orang kudus, persatuan
orang-orang terpilih dalam sepanjang zaman, objek dari iman dan harapan. Itulah
Tubuh Kristus yang benar.
Menurut
Calvin, gereja perlu diatur menurut tata aturan pelayanan (manajemen) atau
institusionalisasi manajeman gereja. Itu adalah perintah Alkitab sekaligus
ekspresi dari eklesiologi gereja itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar