Kamis, 02 Maret 2017

Sejarah Gereja Reformasi Mengenai Pandangan Luther Dan Calvin Tentang Gereja




PANDANGAN LUTHER DAN CALVIN TENTANG GEREJA

1.      Pandangan Luther 
Menurut Luther, gereja pada zamannya telah kehilangan inti yaitu Injil. Injil itu adalah anugerah Allah yang diperoleh melalui iman. Iman menjadi pasal yang menentukan, yang dengannya hanya ada 2 kemungkinan : gereja itu teguh atau jatuh. Ada tidaknya iman di dalamnya akan menentukan keteguhan atau kejatuhan gereja karena iman seperti itu sudah tak ada dalam GKR, maka ia tidak layak disebut gereja.
1.      Gereja yang benar adalah gereja yang mendasarkan diri pada Alkitab. Dimana Alkitab atau injil tidak diberitakan dengan benar, malahan hanya pikiran-pikiran manusia yang diajarkan, maka disitu tidak ada gereja yang benar.
2.      Tidak perlu episkopos menjaga gereja kalau di dalamnya ada injil yang benar.
3.      Gereja bersifat bukan historis tapi fungsional dan teologis.
Luther menginstruksikan gereja dan berarti ia akan (lebih) mendekat kepada GKR sambil membantah kaum radikal. Menurutnya, gereja kaum radikal, sekalipun mempunyai jabatan-jabatan, tetapi itu palsu, sementara GRK lebih “menyerupai” gereja yang sebenarnya (hanya ‘menyerupai’, tidak persis).
Luther melihat dua sisi teologis yakni ekklesialogis dan sosiologis. Ia menolak pandangan radikal (sebagai kaum Donatis yang menuntut kesempurnaan moral para anggota gereja, tanpa kompromi !) dan mengambil pandangan Augustinus tentang gereja sebagai suatu lembaga “campuran”. Luther menyadari kenyataan bahwa di dalam gereja ada orang baik tapi juga orang jahat.
Dengan demikian, reformasi magisterial mengarah pada pemapanan gereja, sedang reformasi radikal mengarah pada pembentukan sekte-sekte (kelompok-kelompok). Hasil dari refleksi mereka masing-masing mengenai hakikat gereja melahirkan perbedaan yang tajam.
2.      Pandangan Calvin
Bagi Calvin, gereja yang benar adalah gereja yang memberitakan Firman Allah dan melayankan sakramen secara benar dan ini dipenuhi dalam gereja Protestan. Hal ini juga mempunyai dua implikasi :
-          Gereja Protestan tidak dapat disalahkan ketika menunggalkan GKR yang secara nyata tidak memenuhi criteria di atas.
-          Tidak ada alasan bagi orang-orang lain (seperti : kaum radikal dan sekte-sekte) untuk memisahkan diri dari Gereja Protestan.
Calvin setuju dan karenanya menerima sumbangan pikiran yang besar dari Bucer. Misalnya mengenai
-          Ada 4 pejabat gereja yakni : Pendeta, Penatua, Diaken/Syamas, dan Pengajar.
-          Perlunya aturan gereja sekaligus pemelihara aturan.
-          Ajaran tentang gereja yang kelihatan dan gereja yang tidak kelihatan. Maksudnya :
1.      Gereja yang kelihatan menunjuk  kepada anggota, orang-orang percaya, warga gereja, yang di dalamnya terdiri atas orang baik dan orang jahat, objek dari pengalaman masa kini,
2.      Gereja yang tidak kelihatan menunjuk pada persekutuan orang-orang kudus, persatuan orang-orang terpilih dalam sepanjang zaman, objek dari iman dan harapan. Itulah Tubuh Kristus yang benar.
Menurut Calvin, gereja perlu diatur menurut tata aturan pelayanan (manajemen) atau institusionalisasi manajeman gereja. Itu adalah perintah Alkitab sekaligus ekspresi dari eklesiologi gereja itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar