Minggu, 26 Februari 2017

Belajar Teologi Pastoral



Mata Kuliah              : Teologi Pastoral

PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR UNTUK
PELAYANAN PASTORAL
            Pada bagian ini akan membahas tentang pengertian pelayanan Pastoral. Pertama-tama berkata-kata tentang Allah dan tentang pemeliharaan-Nya akan manusia. Sesudah itu pengertian-pengertian atau istilah-istilah itu mengatakan sesuatu tentang manusia yang menerima atau mengalami pemeliharaan Allah itu. Pengertian-pengertian atau istilah ini juga bukan saja berkata-kata tentang Allah dan manusia, tetapi juga tentang pelayanan.
I.                   Pemeliharaan Jiwa
Pengertian atau ungkapan pemeliharaan jiwa yang telah digunakan oleh Gregorius Agung (abad VI) dalam bahasa Latin “cura animarum” umumnya digunakan oleh gereja-gereja di Eropa dan pada waktu yang lalu juga oleh gereja-gereja di Amerika. Dari situlah pengertian atau ungkapan itu dibawa masuk antara lain ke Gereja-gereja di Indonesia. Sayangnya, bahwa pengertian atau ungkapan “pemeliharaan jiwa” tidak selalu digunakan dalam artinya yang benar dalam Gereja-gereja di Indonesia. Istilah ini mengalami masalah mengingat istilah ini menggunakan kata jiwa. Karena baik perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengganggap tubuh dan jiwa sebagai suatu kesatuan, suatu dwi tunggal. Bagi kedua Perjanjian itu manusia adalah manusia yang utuh, manusia dari suatu tubuh dan jiwa. Menurut Abineno, “tidaklah benar untuk menganggap jiwa sebagai substansi yang lebih tinggi atau lebih mulia daripada tubuh”.
Bahasa ini disadari juga oleh Gereja-gereja di Eropa. Hal itu antara lain nyata dari peringatan separuh Teolog mereka terhadap kemungkinan timbulnya bahaya karena salah paham anggota-anggota jemaat tentang pengertian atau ungkapan pemeliharaan jiwa.
-                           Pengertian atau ungkapan pemeliharaan jiwa menurut teolog-teolog itu dapat disalah pahami. Bukan saja istilah jiwa tetapi juga istilah pemeliharaan  mengandung kemungkinan itu.
-                           Istilah jiwa, dengan kuat mereka menekankan bahwa jiwa dalam pelayanan Pastoral harus dipahami sesuai dengan kesaksian Kitab Suci, yaitu sebagai kebutuhan untuk manusia seutuhnya, manusia sebagai suatu kesatuan.
-                           Istilah pemeliharaan, bahaya istilah ini ialah karena ia sering dipahami sebagai bantuan, yang datangnya dari suatu pihak dan yang karena itu memerlukan orang yang dipelihara sebagai obyek.
Sungguhpun demikian separuh Teolog lain di Eropa tetap mempertahankan penggunaan pengetian atau ungkapan pemeliharaan jiwa.
            Menurut uraian singkat di atas, berdirinya manusia di hadapan Allah dan pertanggungjawabannya kepada-Nya tidak dinyatakan oleh “efesy” (jiwa) tetapi oleh “pneuma” dan gambar Allah (Kej 1:26-27).
II.                Konseling Pastoral
Sebelum masuk dalam pengertian dari konseling Pastoral maka akan dimulai dengan sejarahnya di Amerika ketika perang dunia II yang dihubungkan dengan pekerjaan sosial.
Fase pertama, perhatian pekerja-pekerja sosial seluruhnya ditujukan pada persoalan penderita-penderita. Mereka memberikan bantuan-bantuan uang dan nasihat kepada panderita-penderita itu dengan keyakinan, bahwa oleh bantuan itu mereka telah menolong penderita untuk mengatasi ersoalan mereka. Tetapi mereka kecewa sebab kemungkinan itu tidak benar.
Fase kedua, perhatian pekerja-pekerja sosial mulai ditujukan pada para penderita sendiri sebagai pribadi.
Fase ketiga, kebenaran anggapan mereka mulai mereka sangsikan.
Fase keempat, metode atau cara kerja itu sekali lagi diubah, pekerja-pekerja sosial bekerjasama dengan penderita. Mereka membantu para penderita begitu rupa, sehingga para penderita dapat menolong diri mereka  sendiri. Metode atau cara kerja ini disebut “konseling”.
            Pengertian atau ungkapan Konseling Pastoral banyak menimbulkan salah paham, bukan saja di Amerika, tetapi juga di luar Amerika. Karena itu seorang Pastor sangat tinggi dihargai, kalau ia adalah seorang yang praktis, seorang yang mengasihi penderita yang ia tolong dan terutama seorang yang cukup mempunyai pengetahuan tentang kehidupan .
III.             Penggembalaan
Pengertian Penggembalaan yang terutama digunakan dalam Gereja-gereja kita di Indonesia sama dengan pengertian atau ungkapan pelayanan Pastoral, yaitu pelayanan yang dijalankan Pastor. Pastor adalah bahasa Latin yang berarti Gembala.
Dalam Alkitab motif gembala adalah ekspresi dari penjagaan atau pemeliharaan Allah yang penuh dengan kasih. Hal ini jelas dalam perjanjian-Nya dengan Israel dan yang membuatnya menjadi umat-Nya. Demikianlah pertama-tama adalah motif kasih, motif penghiburan (Yes 40:1). Dalam Perjanjian Baru yaitu dalam pekerjaan Yesus Kristus, Gembala yang baik (Yoh 10). Pelayanan Yesus sebagai Gembala dilukiskan dalam Perjanjian Baru atas rupa-rupa jalan. Dalam pergaulan-Nya dengan manusia, Ia tidak mengangkat diri-Nya di atas mereka. Ia duduk bersama-sama dengan mereka dan mengerti mereka. Ia tidak menghakimi dan tidak mempersalahkan mereka. Satu hal yang kita lihat dalam pelayanan Yesus sebagai Gembala, ialah bahwa Ia secara pribadi bergaul dengan orang-orang yang Ia temui. Pelayanan Yesus menurut seorang tokoh pelayanan Pastoral adalah pelayanan yang person-centered. Hal ini diungkapkan oleh penginjil Yohanes seperti berikut: Gembala yang baik mengenal domba-domba-Nya mengenal-Nya.
IV.             Pengertian-pengertian lain
Selain dari ketiga pengertian di atas, Gereja-gereja masih mengenal pengertian-pengertian lain untuk pelayanan Pastoral.
  1. Pastorat
Definsi-definisi yang biasa dipakai untuk Pastorat :
-                           pelayanan kepada dan perhatian seorang terhadap yang lain
-                           pelayanan yang mencakup manusia seutuhnya
-                           pelayanan yang memperhatikan situasi yang berbeda-beda
-                           pelayanan yang berlangsung dalam pertemuan dan percakapan
-                           pelayanan yang berdasarkan iman Kristiani
-                           pelayanan yang terikat pada persekutuan Krisiani
-                           pelayanan yang bersama-sama dengan pelayanan organisasi-organisasi lain terarah pada masyarakat
Definisi-definisi di atas mengandung rupa-rupa hal yang penting. Pertama: bahwa Pastorat adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Gereja dan berdasarkan iman Kristiani. Kedua, bahwa Pastorat tidak sama dengan bentuk-bentuk pelayanan yang lain dari masyarakat, umpamanya pelayanan sosial. Ketiga, bahwa Pastorat diselenggarakan dalam situasi-situasi yang tertentu dari orang-orang yang ia layani. Keempat, bahwa Gereja dan iman Kristiani terlibat juga di situ dalam usaha pembaharuan masyarakat dan dalam pengharapan akan kedatangan Kerajaan Allah. Kelima, bahwa pastorat yang menggunakan bentuk pertemuan dan percakapan mempunyai suatu sifat atau karakter agogis.
  1. Pemeliharaan rohani
Yang penting bagi pengertian rohani ialah pertanyaan tentang makna atau arti hidup. Dalam pelayanan Pastoral dimensi makna ini nampak dengan jelas, terutama dalam situasi-situasi, diamana orang-orang percaya berhadapan dengan pertanyaan : Bagaimanakah sikapnya terhadap apa yang terjadi dengan dia?
Tugas yang sebenarnya dari Pastorat ialah memelihara manusia sebagai roh. Artinya: dalam pelayanannya Pastor memperhatikan dan membicarakan dengan anggota Jemaat hal-hal seperti: harapan dan kekecewannya, keberaniaan dan ketakutannya, kepercayaan dan kebimbangannya, kesalahan dan kesepiannya dan lain-lain. Semuanya itu harus ia lakukan dalam perspektif Kerajaan Allah dan dalam relasi dengan situasi phisik, situasi psikis, dan situasi sosial lainya atau kemasyarakatannya.
  1. Teologi Pastoral
Teologi Pastoral adalah teologi tentang Pastorat. Teologi Pastoral adalah bagian dari Teologi Praktika. Dan Teologi Praktika adala Teologi yang berkata-kata tentang pelayanan Gereja di berbagai bidang.
Secara umum orang membedakan bidang-bidang yang berikut sebagai bidang-bidang Teologi Pastoral.
-                           Pertama, pemikiran secara Teologia dan perenungan secara kritis tentang apa yang dilakukan dalam pelayanan pastoral. Pelayanan Pastoral adalah pelayanan yang mempunyai tugas intermediair, artinya tugas sebagai alat untuk menyampaikan karunia Allah kepada manusia. Jadi yang penting Teolgi Pastoral adalah relasi.
-                           Kedua, relasi antara manusia dan ilmu-ilmu yang berkata-kata tentang prilaku manusia, khususnya psikologi.
-                           Ketiga, Praktik Pastoral.
Yang terpenting dalam Teologi Pastoral adalah pertanyaan, bagaimanakah anggota-anggota jemaat dapat di bina dan dimampukan untuk melayani kedatangan Allah kepada manusia dalam situasi-situasi kehidupannya sendiri.



Literatur :
Abineno, J. L. Ch. Pedoman Praktis Untuk Pelayanan Pastoral. Jakarta : BPK  Gunung Mulia, 2003. Bab I (hlm 1-19)

1 komentar: