A. Perkembangan
Anak Usia 3-5 Tahun
1.
PERKEMBANGAN FISIK :
1. TINGGI
DAN BERAT : Anak-anak pada usia 3-5
tahun dapat memperlihatkan pertambahan tinggi rata-rata 2,5 inci dan berat 2,5-
3,5 kg per tahunnya.
2. PERKEMBANGAN
OTAK : Pada usia 3-5 tahun perkembangan otak anak rata- rata 75%-90% otak orang
dewasa.
3. PERKEMBANGAN
MOTORIK : Pada usia ini anak mengalami perkembangan motorik atau perkembangan
keterampilan pribadi baik kasar maupun halus.
4. PERKEMBANGAN
MOTORIK USIA : Tahun motrik kasar motoric halus 2,5-3,5 tahun berjalan dengan
baik, meniru sebuah berlari lurus ke depan, lingkaran, tulisan melompat cakar
ayam, dapat makan mengunakan sendok, menyusun beberapa kotak 2,5 - 4,5 tahun
dengan berjalan dengan 80% mengancing baju, meniru orang dewasa, melempar dan sederhana.
5. PERKEMBANGAN
KOGNITIF : Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan anak untuk
mengekspolorasi lingkungan karena bertambah besarnya koordinasi dan
pengendalian motorik. Meliputi :
·
Perkembangan memori (daya ingat).
·
Perkembangan bahasa.
•
Perkembangan emosi.
6. PERKEMBANGAN
MEMORIMEMORI
•
Mampu mengingat /menyimpan informasi
selama 15-30 detik tanp ajangka pengulangan. Materi yang pendek disimpan berupa
visual memori.
•
Memiliki ketepatan 75% dalam hal jangka
mengingat materi yang diberikan misalnya rekognisi gambar panjang.
7. PERKEMBANGAN
BAHASA
Perkembangan bahasa pada anak usia
3-5tahun pada mulanya anak bahasa anak lebihbersifat egosentris dengan
menonjolkan diri sendiri, keluarga dan miliknya sendiri. Seiringdengan
perkembangan anak yang beranjak besar maka anak akan mulai beradaptasidengan
bahasa sosial.
8. PERKEMBANGAN
EMOSI
•
Selama awal masa kanak-kanak, emosi
sangat kuat tampak mencolok pada anak usia 2,5 - 3,5 tahun dan 5,5-6,5 tahun,
meskipun pada umumnya ini berlaku pada hampir seluruh periode awal masa
kanak-kanak.
•
Penyebabnya di antaranya terlalu lelah
karena bermain, tidak tidur siang, dan makan terlalu sedikit
9. KARAKTERISTIK
EMOSI ANAK DIBANDINGKAN DENGAN ORANG DEWASA emosi pada anak emosi orang dewasa
berlangsung singkat dan berakhir berlangsung lebih lama dan berakhir lambat
terlihat lebih hebat atau kuat tidak terlihat hebat atau kuat bersifat
sementara atau dangkal lebih mendalam dan lama lebih sering terjadi jarang
terjadi dapat diketahui dengan jelas dari sulit diketahui lebih pandai tingkah
lakunya menyembunyikannya
10. PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL
•
PERKEMBANGAN HUBUNGAN DENGAN ORANG TUA
•
PERKEMBANGAN HUBUNGAN DENGAN TEMAN
SEBAYA
•
PERKEMBANGAN PERMAINAN
•
PERKEMBANGAN GENDER
1. FUNGSI
KOGNITIF Melalui permainan anak-anak mampu mengembangkan pengetahuannya dengan
menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek-objek disekitarnya, dan belajar
memecahkan masalah yang dihadapinya.
2. FUNGSI
EMOSI Permainan memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan
membebaskan perasaan-perasaan yang tependam. Karena tekanan batin terlepaskan
dalam permainan, anak dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan.
11. PERKEMBANGAN
GENDER : Anak-anak pada usia tiga tahun telah mampu menghubungkan gender dengan
mainan, seperti mobil-mobilan untuk anak laki-laki dan boneka untuk anak
perempuan.
12. KUALITAS
PERSONAL : Anak akan mempelajari suatu hal yang secara langsung dihubungkan
dengan masing-masing jenis kelamin. Kemudian sekitar usia 4-6 tahun anak mulai
mengembangkan asosiasi yang lebih kompleks.
Anak
Usia 6-12 tahun adalah masa usia sekolah tingkat SD bagi anak yang normal.
Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sebagai
orang tua harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya terutama pada
usia ini karena pertumbuhan anak-anak sangat pesat yang harus diimbangi dengan
pemberian nutrisi dan gizi yang seimbang.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak :
Faktor
genetik
•
Faktor keturunan — masa konsepsi
•
Bersifat tetap atau tidak berubah
sepanjang kehidupan
•
Menentukan beberapa karakteristik
seperti jenis kelamin, ras, rambut,
warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis
seperti temperamen
•
Potensi genetik yang bermutu hendaknya
dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil
akhir yang optimal.
Faktor
eksternal / lingkungan
Mempengaruhi
individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup
baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik
akan menghambatnya.
1. Keluarga
2. Teman
sebaya
3. Pengalaman
hidup
4. Kesehatan
5. Lingkungan
tempat tinggal
B. Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak Usia 6-7 Tahun
1. membaca
seperti mesin
2. mengulangi
tiga angka mengurut ke belakang
3. membaca
waktu untuk seperempat jam
4. anak
wanita bermain dengan wanita
5. anak
laki-laki bermain dengan laki-laki
6. cemas
terhadap kegagalan
7. kadang
malu atau sedih
8. peningkatan
minat pada bidang spiritual
9. Fisik
dan motorik
BB
16-23,6 kg, TB 106,6-123,5 cm, pemunculan gigi insisor mandibula tengah,
kehilangan gigi pertama, sering kembali menggigit jari, lebih menyadari tangan
sebagai alat, suka menggambar, melukis dan mewarnai.
1. Mental
Mengembangkan
konsep angka, mengetahui pagi atau siang, mengetahui bagaimana yang cantik,
jelek dr wajah, mematuhi 3 perintah sekaligus, mengetahui tangan kanan dan
kiri, mendefinisikan objek umum spt garpu, kursi.
2. Adaptif
Dimeja,
menggunakan pisau untuk mengoleskan mentega, pada saat bermain, memotong,
melipat, menjahit dengan kasar bila diberi jarum, mandi tanpa pengawasan, tidur
sendiri, membaca dari ingatan, dan menikmati permainan mengeja.
3. Personal-sosial
Dapat
berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai cara sendiri untuk
melakukan sesuatu, sering cemburu terhadap adik, meningkatkan sosialisasi, dan
akan curang untuk menang.
4. Stimulasi
motorik kasar yang bisa dilakukan:
•
Bermain kasti, basket, dan bola kaki.
Kegiatan ini sangat baik untuk melatih keterampilan menggunakan otot kaki. Anak
juga belajar mengenal adanya aturan main, sportivitas, kompetisi dan kerja sama
dalam sebuah tim.
•
Berenang. Manfaat dari kegiatan ini
sangat banyak karena melatih semua unsur motorik kasar anak. Anak pun mendapat
pelajaran dan latihan mengenai perbedaan berat jenis maupun keseimbangan tubuh.
•
Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama
dengan bermain bola kaki dan sejenisnya. Pada kegiatan ini anak mendapatkan
point plus, yaitu prediksi terhadap jarak.
•
Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali
dengan lompat jauh, hanya caranya yang berbeda.
•
Kegiatan outbound. Seperti halnya
berenang, maka dengan ber-outbound semua kemampuan motorik kasar dilatih.
Malahan anak bisa mendapatkan hal yang lain, seperti keberanian, survival, dan
kedekatan dengan Maha Pencipta serta kesadaran pentingnya menjaga keharmonisan
antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.
5. Stimulasi
motorik halus:
•
Menggambar, melukis dengan berbagai
media.
•
Membuat kerajinan dari tanah liat.
•
Membuat seni kerajinan tangan, misalnya
membuat boneka dari kain perca.
•
Bermain alat musik seperti gitar, biola,
piano dan sebagainya.
C. Stimulasi
Kognitif
Sebelum
menstimulasi kognisi anak, orang tua harus mengetahui terlebih dulu
perkembangan kognitifnya sesuai usia. Misalnya, untuk anak balita perkembangan
kognitifnya berkaitan dengan perkembangan berbagai konsep dasar seperti
mengenal bau, warna, huruf, angka, serta pengetahuan umum yang akrab dengan
kehidupan sehari-harinya. Disamping itu perkembangan kognitif berkaitan erat
dengan perkembangan bahasa.
Aneka
kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna menstimulasi kognisi anak adalah:
•
Mengadakan acara mendongeng.
•
Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh
orang tua atau si anak sendiri.
•
Menceritakan kembali suatu kisah dari
buku cerita yang sudah dia baca.
•
Sharing mengenai pengalaman sehari-hari
yang bisa dilakukan secara verbal, gambar atau tulisan.
•
Berdiskusi tentang suatu tema.
Kegiatan-kegiatan
tersebut sangat baik jika divariasikan dengan berbagai kegiatan, seperti
membuat kerajinan tangan atau games menarik.
Sedangkan
untuk anak 6-12 tahun, perkembangan kognitifnya sangat berkaitan dengan
kemampuan akademis yang dipelajari di sekolah. Akan tetapi kemampuan kognitif
bisa menjadi lebih optimal apabila otak kanan anak mendapat stimulasi. Anak
yang memiliki fungsi otak seimbang akan lebih responsif, kreatif, dan
fleksibel.
D. Kegiatan
yang bisa dilakukan oleh anak 6-12 tahun
Ketika mempelajari berbagai kemampuan
akademis, guru dan orang tua hendaknya memperhatikan kondisi anak. Contohnya,
saat anak sudah terlihat bosan seharusnya secara otomatis materi yang
disampaikan pada anak dibumbui atau diselingi dengan permainan atau hal jenaka
yang bisa membuat anak tertantang dan gembira. Ingat, selingan seperti ini
sebaiknya tetap pada konteks pembicaraan atau pembahasan.
Stimulasi otak kanan untuk menstimulasi
kemampuan kognitif dapat dilakukan melalui kegiatan music & movement (gerak
dan lagu) atau dengan memainkan alat musik tertentu. Bisa juga dengan melakukan
kegiatan drama.
E. Stimulasi
Afeksi
Stimulasi
afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal maupun
intrapersonal anak balita maupun 6-12 tahun. Manfaat utamanya adalah
mengembangkan rasa percaya diri, memupuk kemandirian, mengetahui dan menjalani
aturan, memahami orang lain, dan mau berbagi.
Cara
memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
•
Biarkan anak melakukan sendiri apa yang
bisa ia lakukan.
•
Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal
yang baik/boleh dan tidak, serta konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa
dipahami anak.
•
Berikan penghargaan untuk hal-hal yang
dapat dilakukanya dengan baik atau lebih baik dari sebelumnya. Bisa juga ketika
anak dapat mengikuti aturan (terutama pada awal mula diterapkan suatu aturan).
•
Berikan konsekuensi negatif atau
punishment terhadap tingkah laku anak yang kurang baik atau tidak sesuai dengan
aturan. Untuk hal ini perlu mempertimbangkan usia anak.
•
Berikan perhatian untuk berbagai reaksi
emosi anak. Contoh, saat dia sedih, gembira, marah, berikanlah respons yang
sesuai dengan kebutuhannya kala itu.
•
Anak difasilitasi untuk bermain peran.
•
Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan
perasaanya, baik secara verbal, tulisan, ataupun gambar.
•
Biasakan mau berbagi dalam setiap
kesempatan.
•
Khusus untuk anak 6-12 tahun, mulai
perkenalkan dengan berbagai permainan dalam rangka mengenalkan aturan main,
sportivitas, dan kompetisi.
F. Stimulasi
Spiritual
Sifat
spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang Pencipta. Di sinilah anak
belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba Tuhan sesuai ajaran agama
masing-masing. Selain itu kecerdasan spiritual juga berkaitan dengan pemahaman
bahwa ia menjadi bagian dari alam semesta. Di sini anak memiliki peran tertentu
supaya bisa hidup harmonis dengan seluruh makhluk Tuhan. Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkembangkan kecerdasan spritual anak balita dan usia
6-12 tahun adalah sebagai berikut:
•
Lakukan diskusi bahwa semua benda di
sekitarnya ada yang menciptakan. Contoh, “Siapa yang membuat meja ini?” anak
menjawab, “Tukang kayu.” Lalu kita berikan lagi pemahaman padanya “Apakah sama
meja ini dengan tukang kayu yang membuatnya?”
•
Mengaitkan materi-materi pelajaran atau
hal-hal di sekitarnya dengan kebesaran Tuhan, terlebih pada pelajaran ilmu
pasti.
•
Memutarkan video tentang berbagai hal
yang menakjubkan di alam dengan kebesaran Sang Pencipta.
•
Menceritakan kisah manusia-manusia
pilihan Tuhan.
•
Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa
yang dapat anak lakukan sebagai manusia yang memiliki kelebihan dibanding
makhluk lain di muka bumi.
•
Meminta anak untuk membuat karangan
tentang berbagai pengalamannya ketika sedang mengalami kesulitan dan apa yang
dia lakukan. Ketika menemukan jalan keluar dari kesulitan tersebut, kaitkan
dengan betapa Tuhan itu sangat pengasih dan pemurah.
•
Memberikan pendidikan agama sekaligus
membiasakannya menjalankan ibadah yang dianjurkan dan diwajibkan.
•
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin
anak menjadi cerdas. Lingkungan di mana anak berada sangat memegang peranan
penting untuk membentuknya menjadi anak yang bahagia dan sehat.
•
Jika bicara ideal, beginilah seharusnya
lingkungan anak balita dan anak usia 6-12 tahun:
•
Dilengkapi dengan fasilitas yang
mendukung, di antaranya arena bermain lengkap dengan prasarananya.
•
Lingkungan harus ramah anak, sekaligus
memberi jaminan atas kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
•
Jika hal tersebut tidak memungkinkan
untuk diwujudkan, cukuplah membuat lingkungan yang bisa menerima dan memberi
toleransi pada anak dalam berkegiatan. Temanilah selalu anak saat berekplorasi.
Biarkan dia bebas memilih apa yang akan dikerjakan sepanjang tetap dalam
koridor keamanan, kesehatan, dan kebaikan.
G. Pendapat
Dari Para Ahli.
a. Pendapat Kroh
•
Dari lahir hingga Trotz periode I
disebut masa anak-anak awal (0-3/4 tahun)
•
dari Trotz periode I hingga Trotz
periode II disebut masa keserasian bersekolah (3, 0/4-12/13)
•
Dari Trotz periode II hingga akhir masa
remaja disebut masa kematangan(12/13-21).
b.
Menurut Aristoteles, bahwa perkembangan anak terbagi dalam 3 fase, yaitu :
•
Fase I : umur 0-7 disebut masa nak
kecil, kegiatan anak waktu ini hanya bermain.
•
Fase II : umur 7-14, masa sekolah,
dimana anak mulai belajar di sekolah dasar.
•
Fase III : umur 14-21, disebut masa
remaja atau pubertas, masa ini adalah masa peralihan (transisi) dari anak
menjadi dewasa.
c.
Charlotte Buhler, membagi perkembangan anak menjadi 5 fase :
•
Fase I (0-1) perkembangan sikap
subyektif menjadi obyektif
•
Fase II (I-4) makin luasnya hubungan
dengan benda-benda sekitarnya atau mengenal benda-benda secara subyektif.
•
Fase III (4-8) masa pemasukan diri pada
masyarakat secara obyektif, adanya hubungan sosial.
•
Fase IV (8-13)munculnya minat ke dunia
obyek sampai pada puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan
disekitarnya secara sadar.
•
Fase V (13-19) masa penemuan diri dan
kematangan yakni synthesa sikap subyektif dan obyektif.
KESIMPULAN
Perkembangan
merupakan perubahahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kedewasaannya atau kematangannya, yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik maupun psikis. Setiap
aspek perkembangn individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu
sama lainnya saling mempengaruhi. Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti
pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangannya merupakan hasil perkembangan
dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
Fase-fase perkembangn dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah
laku tertentu. Dan ciri-ciri nya yaitu Adanya penambahan ukuran/ berat serta
perbedaan perbandingan ukuran/berat/kesanggupan, dan Hilangnya ciri-ciri yang
lama dan munculnya ciri-ciri yang baru
Demikian
yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan dalam
makalah ini, tentunya saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya buku rujukan yang saya dapatkan
untuk judul makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman ataupun
dosen pembimbing yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan penulisan-penulisan makalah dikesempatan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar