BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat di Indonesia pada umumnya masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
tata krama sehingga dalam kehidupan
sehari- hari masyarakat masih ada rasa gotong royong yang tinggi. Masyarakat
yang memiliki budaya yang menjadi kebanggaan bangsa telah terbukti membawa
masyarakat ini dikenal dengan sopan santun yang tinggi dan ramah.
Keinginan
untuk memberikan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin kepada rekan mahasiswa
merupakan dorongan bagi kami untuk berbagi disamping penyelesaian tugas makalah
kepada kami, Karena dalam kehidupan sehari – hari kita tidak lepas dari
pengaruh orang lain. Ketika kita pergi ke kampus atau ketempat lain, kita tidak
bisa seenaknya berpakaian menurut kehendak kita. Sehingga kita harus tunduk
pada aturan atau kebiasaan yang wajar di masyarakat atau pun di dalam ruangan
kampus. Dalam hal ini kami akan memberikan sedikit banyak penjelasan akan hal
tentang manusia sebagai mahluk sosial. Dimana kami akan menjelaskan mengapa dan
bagaimana interaksi manusia sebagai mahluk sosial.
Dalam
Undang – Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40
ayat 1 butir e dikemukakan bahwa: “Pendidikan dan tenaga kependidikan berhak
memperoleh kesempatan menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas”. Pasal ini dipertegas oleh
kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan yang tertuang dalam Pasal 40 ayat 2
butir a yang menyatakan bahwa pendidik berkewajiban “menciptakan suasana yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis”.
Sehingga interaksi belajar monolog dan
komunikasi satu arah tidak lagi merupakan model pembelajaran semacam ini,
karena sifatnya yang indoktrinatif dapat menghalang aktivitas dan kreativitas
mahasiswa sehingga menjadikannya pribadi yang pasif.
BAB
II
MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
A.
Pengertian
Tanpa
bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.
Selain sebagai mahluk pribadi, dalam diri manusia juga
melekat hakekat tanggung jawab sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial,
sunatullah bagi manusia bahwa satu dengan yang lain saling membutuhkan, karena
tidak ada pemenuhan kebutuhan hidup manusia dapat mereka penuhi sendiri, satu
dengan yang lain saling bergantung.
Dalam hal ini, tentunya dituntut adanya relasi antar
sesama yang harmonis diantara semua pihak tersebut. Bagi seseorang yang telah
memahami akan keberadaan dirinya tersebut ditengah-tengah masyarakat tentunya
akan berperan aktif dalam setiap
kesempatan dalam rangka membangun relasi dengan sesama tersebut.
Cooley
memberi nama looking-glass self untuk
melihat bahwa seseorang dipengaruhi oleh orang lain. Maka menurut Cooley diri
seseorang memantau apa yang dirasakannya sebagai tanggapan masyarakat
terhadapnya.
Cooley
berpendapat bahwa looking-glass self
terbentuk melalui tiga tahap. Pada tahap pertama seseorang mempunyai persepsi
mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap kedua seseorang mempunyai
persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap
ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai
penilaian orang lain terhadapnya itu.
Salah satu
teori peranan dikaitkan dengan sosialisasi oleh teori George Herbert Mead. Mead
menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui unteraksi dengan
anggota masyarakat lain. Menurut Mead pengembangan diri manusia ini berlangsung
melalui beberapa tahap-tahap play stage,
tahap game stage, dan tahap generalized other.
Menurut
Mead setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peranan-peranan yang ada
dalam masyarakat. Sosialisasi adalah suatu proses dimana didalamnya terdapat
pengambilan peranan (role taking).
Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peranan yang harus
dijalankannya serta peranan yang harus dijalankan orang lain. Melalui
penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat berinteraksi
dengan orang lain.
Dari
uraian pendapat diatas, dapat kami simpulkan bahwa yang dimaksud manusia
sebagai makhluk sosial artinya manusia itu tidak bisa hidup sendiri, pasti
membutuhkan orang lain, dari lahir
sampai mati juga tetap memerlukan bantuan dari orang lain (tidak terbatas pada
keluarga/saudara/teman) karena itu manusia diciptakan berpasangan dan
berbeda-beda untuk saling melengkapi dan menolong.
B.
Pentingnya Hidup Bermasyarakat /
Bersosialisasi
Pentingnya
manusia untuk hidup bermasyarakat karena manusia adalah makhluk sosial, mereka
berinteraksi dengan orang lain. Tidak selamanya interaksi itu berjalan dengan
baik, terkadang menimbulkan hal-hal lain yang negatif. Dalam hubungan antar
anggota dan kelompok masyarakat, kita sering dihadapkan dengan
perbedaan-perbedaan.
Dapat
disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa
alasan, yaitu:
· Manusia tunduk pada aturan, norma
sosial
· Perilaku manusia mengharapkan suatu
penilaian dari orang lain
· Manusia memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain
· Potensi manusia akan berkembang bila
ia hidup di tengah-tengah manusia
· manusia itu di
tuntut untuk saling membutuhkan, satu sama lain.
C.
Terlahirnya sebagai Makhluk Sosial
Dalam
kehidupan sehari - hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Selama
manusia hidup ia tidak akan lepas dari pengaruah masyarakat, di rumah, di
sekolah, dan di lingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari pengaruh
orang lain. Oleh karena itu manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang didalam hidupnya tidak
bisa melepaskan diri dari pengaruh orang lain dan manusia itu di
tuntut untuk saling membutuhkan, satu sama lain.
Manusia
dikatakan sebagai mahluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada
dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial
(social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain.
Manusia
dikatakan juga sebagai makhluk sosial, karena manusia tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Ketika bayi lahir,
ia memerlukan pertolongan manusia lainnya. Bayi sama sekali tidak berdaya
ketika ia lahir, ia tidak bisa mempertahankan hidupnya tanpa pertolongan orang
lain. Begitu juga halnya Bagaikan penumpang kapal (kapal jaman
dulu, yang belum canggih), ada yg di atas (tribun) dan
ada yang di bawah.
Kalau penumpang yang di bawah perlu
air, maka ia bakal naik ke atas, dan ini berarti harus melewati
penumpang lainnya. Kalau penumpang lain
keberatan dilewati penumpang yang bawa - bawa wadah air naik
- turun, maka bisa
- bisa penumpang bawah
tadi ambil jalan pintas: melobangi dinding kapal saja, tidak usah naek -
turun lantai dan pakai dicemberutin penumpang lainnya
lagi. Lalu apa yg terjadi, kalau demikian?kapal akan karam. Berbeda dengan
hewan, jerapah misalnya, ketika binatang ini lahir hanya dalam hitungan menit
ia sudah bisa berdiri tegak dan berjalan mengikuti induknya. Karena untuk
mempertahankan hidupnya hewan dibekali dengan insting yang dibawa sejak lahir
yang diperoleh bukan melalui proses belajar.
Manusia
berbeda dengan hewan, manusia sangat terbatas. Ketika bayi lahir misalnya, ia
hanya memiliki insting menangis. Manusia memiliki potensi akal untuk
mempertahankan hidupnya. Namun potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya
mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia.
D.
Permasalahan Sosial di Lingkungan
Sekitar
Permasalahan
sosial ini akan diklasifikasikan ke dalam tiga aspek, yaitu masalah sosial
dalam lingkup lokal, masalah sosial dalam lingkup nasional, dan masalah sosial
dalam lingkup internasional.
·
Masalah–masalah
sosial dalam lingkup lokal adalah masalah–masalah yang dialami oleh seseorang
maupun sekelompok orang dalam interaksinya dengan orang lain atau masyarakat.
Masalah–masalah sosial ini dapat berupa, kemiskinan, kejahatan atau
kriminalitas, kenakalan remaja, masalah keluarga, pengangguran, pelnggaran
terhadap norma–norma masyarakat, dan sebagainya.
·
Masalah–masalah
sosial dalam lingkup nasional adalah masalah–masalah sosial yang dialami oleh
sekelompok orang atau masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Namun akibatnya
akan dirasakan oleh seluruh bangsa dalam suatu wilayah negara. Sebagai contoh,
masalah kemiskinan, pengangguran, kependudukan, lingkungan, konflik sosial yang
akan berakibat pada perpecahan bangsa atau disintegrasi bangsa.
· Masalah–masalah sosial dalam lingkup
internasional adalah masalah–masalah sosial yang terjadi dalam suatu wilayah
negara, namun akibatnya akan dirasakan
oleh negara-negara lain. Jadi bukan hanya negara yang bersangkutan saja yang
akan merasakan akibatnya, tapi juga akan berdampak lebih luas sampai ke
negara–negara lain. Masalah–masalah dalam lingkup internasional ini misalnya,
masalah lingkungan, terorisme, dan sebagainya.
Apabila
kita cermati lebih jauh, maka sebetulnya antara masalah sosial yang satu dengan
masalah sosial yang lain itu saling berkaitan, karena dari masalah yang satu
bisa menimbulkan masalah yang lain. Selain itu antara masalah sosial dalam
lingkup lokal, nasional, dan internasional pun juga saling berkaitan. Artinya
masalah sosial dalam lingkup lokal bisa menjadi masalah nasional, dan masalah
sosial dalam lingkup nasional pada suatu saat bisa menjadi masalah sosial dalam
lingkup internasional.
E. Pendekatan
dalam motivasi Masalah Sosial
Ada
beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat, yaitu:
·
Pendekatan
ekologi
·
Pendekatan
sistem
·
Pendekatan
interdisipliner / multidisipliner
Konsep
motivasi yang dijelaskan oleh suwanto (2001:150) adalah sebagai berikut :
1. Model Tradisional
Untuk memotivasi
pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam
bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2. Model Hubungan Manusia
Untuk memotivasi
pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial
mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3. Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivasi
oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan
pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
Manusia sebagai mahluk
sosial di karnakan dalam kehidupannya manusia tidak dapat hidup tanpa orang
lain. Secara langsung ataupun tidak langsung, kita akan selalu membutuhkan
keberadaan orang lain, biarpun dia hanya seorang tukang ojek (apalagi kalau lagi hujan dan becek)
makanya setiap orang harus berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
F. Karakteristik
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Telah
berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik
beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa pada individu. Dimana memiliki
unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
·
Dorongan
untuk makan
·
Dorongan
untuk mempertahankan diri
·
Dorongan
untuk melangsungkan jenis
Dari
tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai
makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling
ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan
oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam
perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan social untuk meniru dalam
arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari:
·
Permainan
bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan
yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan
·
Penghematan
tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu
menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja manusia dalam
masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada
umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas didalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam khidupan
masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu
sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya
sendiri melalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri
punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang
menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu
bentuk interaksi sosial didalam hubungannya dengan makhluk sosial lainnya yang
dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis
besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari
tiga hal yakni :
·
Tekanan
emosional
ini sangat
mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
·
Harga
diri yang rendah
Ketika
kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan
memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi
tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau
dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
·
Isolasi
sosial
Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang
yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Adapun
teori – teori yang menyatakan bahwa manusia sebagai mahluk sosial yaitu :
1.
Teori
Motivasi Klasik
Frederik
Winslow Taylor yang mengemukakan teori motivasi klasik, teori ini berpendapat
bahwa manusia mau berkerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan
fisik/biologisnya, berbentuk uang atau barang dari hasil kerjanya.
2. Teori Hierarki Kebutuhan
Abraham
Maslow yang mengemukakan teori hierarki kebutuhan, teori ini berpendapat bahwa
seseorang mau bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam
kebutuhan dan kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang.
Manusia
pada hakekatnya adalah mahluk sosial, sehingga mereka mempunyai kebutuhan
sosial sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang
lain
2. Kebutuhan akan perasaan dihormati
3. Kebutuhan untuk berprestasi
4. Kebutuhan untuk ikut serta
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia dapat dikatakan sebagai
makhluk sosial karena manusia tunduk pada aturan dan norma sosial,perilaku
manusia mangharapkan suatu penilaian dari orang lain,manusia memiliki kebutuhan
untuk berinteraksi dengan orang lain dan potensi manusia akan berkembang bila
ia hidup di tengah-tengah manusia atau pun didalam masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Setiadi.
E. M, Hakam. Kama. A, Effendi. R, (2005). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar: Kencana
Caray
. (2008). Konsep dan teori Motivasi. blogspot/com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar